BAB
IV
PEMBENTUKAN
KATA
D. Pembentukan Lebuh Lanjut
Pembentukan
lebih lanjut ialah pembentukan kata turunan melalui proses morfologi bahasa
Indonesia dengan kata-kata serapan sebagia bentuk dasarnya. Proses
pembentukannya ada 3 macam, yaitu: pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan.
Kata-kata
yang di awali oleh konsonan hambatan tak bersuara /p/, /t/, /k/ dan geseran
apiko-alveolar /s/ jika mendapat awalan meng-
atau peng- fenom tersebut hilang atau
luluh, contohnya: pukul menjadi memukul atau pemukul; susun menjadi menyusun atau penyusun.
Kata-kata
yang diawali oleh konsonan hambatan bilabial tak bersuara /p/ contohnya: paket, parker, potret, piket. Jika
mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-am, kata-kata tersebut
menjadi: pemaketan : memaketkan, dan pemaketan; parkir : memarkir dan
pemarkiran; dll.
Kata-kata
serapan yang diawali dengan konsonan apiko dental tak bersuara /t/ contohnya: target, teror, terjemah, telpon. Apabila
dibentuk dengan awalan meng- dan peng-an menjadi: target : menargetkan atau mentargetkan atau pentargetan; teror : meneror atau menteror dan
peneroran atau penteroran; dll. Bentukan menargetkan
dan penargetan, meneror dan peneroran
agaknya masih belom bisa diterima. Karena, keberterimaan itu rupanya ditentukan
oleh tingkat keasingan (atau keindonesiaan) kata serapan tersebut.
Agar
dapat dibentuk sesuai dengan kaidah morfofonemik yang berlaku, kata asing yang
kemudian menjadi kata dasar itu harus sudah dikenal dengan baik. Oleh karena
itu, untuk kata-kata yang belum dikenal, bukan saja konsonan awalnya tidak
mengalami peluluhan, melainkan juga diberi tanda hubung untuk mempertegas batas
antara kata dasar dengan unsur-unsur pembentuknya, contoh: tekel yaitu menjadi men-tekel
dan pen-tekel-an.
Konsonan
geseran labio-dental tak bersuara /f/ dulu disesuaikan dengan sistem fonologi
bahasa Indonesia menjadi /p/. Yang sudah disesuaikan menjadi /p/ mengalami
penghilangan atau luluh, sedang apabila tetap /f/ mendapat sangauan yang
homorgan, yaitu /m/. Contoh: pikir
menjadi memikirkan dan pemikiran; fitnah menjadi memfitnah
dan pemfitnahan.
Konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/
yang mengalami kata-kata katrol, kontak,
konsep, dan keker luluh apabila mendapat awalan meng- atau konfiks peng-an
seperti terlihat pada: mengatrol dan pengatrolan, dll.
Kata-kata
serapan yang diawali dengan fenom geseran apiko-dental tak bersuara /s/ ada
yang mengalami peluluhan dan ada yang tidak.
Contoh sample, setor, sekrup,
setop. Jika mendapat awalan meng-
dan peng-an kata-kata tersebut
menjadi menyampel dan penyampelan, dll. Tapi, kata yang-kata
yang masih terasa asing mendapat perlakuan yang berbeda, contohnya pada sinkrun dan sistematis, jika mendapat
awalan meng- dan peng-an akan menjadi mensinkrunkan
dan pensinkrunan.
Kata
dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ seperti pada protes, program, produksi, dan praktik,
jika mendapat awalan meng- /p/ tidak
luluh menjadi: memprogram, dll. Tetapi,
apabila mendapat konfiks peng-
/p/-nya luluh menjadi: pemrograman,
dll.
Bagaiman
denagan kata serapan yang diawali gugus konsonan /tr/, /kr/, dan /st/? Kata-kata
serapan yang diawali dengan gugus /kr/ contohnya: kritik, kristal, kredit, kreatif. Konsonan /k/-nya tidak hilang
bila mendapat awalan meng- menjadi: mengkritik, dll. Tetapi /kl/ itu lebur
apabila mendapat awalan peng- atau peng-an menjadi: pengritikan dan pengritik,
dll.
Kata-kata
serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /sk/, /sp/, /pl/, /kl/,
konsonan yang awalnya tidak pemah mengalami peleburan, baik dalam pembentukan
dengan awalan meng-, peng-, maupun konfiks peng-an, contohnya: mentraktir, pentraktir, menstabilkan, penstabil, penstabilan;
menskalakan, penskala, penskalaan; mensponsori, pensponsor, pensponsoran;
memplester, pemplester, pemplesteran; mengkliping, pengkliping, pengklipingan.
Kata-kata
serapan yang diawali oleh gugus konsonan yang terjadi atas tiga fonem dan fonem
yang pertama berupa hambatan atau geseran tak bersuara, kalau ada, sudah tentu
konsonan pertamanya tidak pernah lebur apabila mendapat awalan meng- atau peng-.
Kata-kata
serapan itu tentu saja juga dapat mengalami proses pengulangan seperti pada: traktor-traktor, komputer-komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar